MODEL-MODEL
PENELITIAN AGAMA
1.
AGAMA SEBAGAI IDEOLOGI
DAN DOKTRIN
A.
Pengertian
Ideologi dan Doktrin
Dari banyaknya
definisi tentang ideologi, secara garis besar dapat di simpulkan bahwa ideologi
(mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan
memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta. Dalam
konteks ini islam adalah agama yang termasuk klasifikasi di dalamnya. Ideologi
yang di gunakan dalam tulisan ini adalah pemetaan realitas sosial oleh individu
untuk menggerakkan masyarakat guna mengubah kondisi nyata seperti yang termuat
dalam muatan ideologi.
Untuk bisa
menjadi sebuah ideologi maka ia harus memiliki prinsip-prinsip. Dan
prinsip-prinsip ideologi diantaranya meliputi :
1.
Tujuan ideologi
: menawarkan perubahan melalui proses pemikiran yang normatif.
2.
Ciri-ciri
ideologi : pertama, mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup
kebangsaan dan kenegaraan . kedua, mewujudkan suatu pandangan hidup untuk
dilestarikan kepada generasi berikutnya dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban.
3.
Lingkup
pemikiran Ideologi : dimensi realitas (nilai-nilai hidup dalam masyarakat),
dimensi idealisme (cita-cita yang akan dicapai), dimensi fleksibelitas (mengembangkan
pemikiran tanpa meninggalkan hakikat dirinya).
Istilah doktrin
berhubungan dengan dua hal. Pertama, sebagai penegasan suatu kebenaran (a
truth). Kedua, berkaitan dengan ajaran (teaching). Karena menegaskan
kebenaran dengan ajaran sedangkan yang diajarkan adalah kebenaran. Dengan
demikian, doktrin adalah suatu ajaran kebenaran yang sudah memiliki balutan
filosofis.
B.
Agama Islam sebagai
Doktrin
Doktrin agama
adalah suatu akidah atau kepercayaan kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, dan
penyembahan secara spiritual kepada-Nya dan memiliki prinsip-prinsip kebenaran.
Dalam konteks ini agama memiliki dua kebenaran. Pertama, kebenaran tekstual
atau wahyu (kebenaran-kebenaran yang ada dalam kitab-kitab suci). Kedua,
kebenaran empirik (keyakinan manusia beragama berdasarkan tekstual atau wahyu).
Sedangkan islam
sebagai doktrin disini adalah ajaran agama yang semestinya (normatif) bukan
yang senyatanya (historis). Dengan demikian islam dipandang sebagai wahyu Allah
sebagaimana ajarannya terdapat dalam al-Qur’an dan al-Sunnah yang diyakini
kebenarannya dan bersifat mutlak. Doktrin islam yang paling pokok adalah
trilogi, yaitu:
1.
Iman ; percaya
dan mengimani apa yang ada dalam rukun iman.
2.
Islam ; taat
kepada allah dengan menjauhi larangan serta melaksanakan perintah-Nya seperti
yang terdapat dalam rukun Islam itu sendiri.
3.
Ihsan ; beribadah
dengan khusu’ yang seakan-akan kita melihat maupun dilihat oleh Allah.
C.
Bentuk-Bentuk
Penyikapan Doktrin
Berkaitan
dengan doktrin yang dimiliki oleh masing-masing agama yang dianggap paling
benar, maka ada beberapa bentuk penyikapan kebenaran agama :
1.
Eksklusivisme ;
menganggap agamanya sendiri yang paling benar sedang yang lain sesat.
2.
Inkluisivisme ;
sikap menerima dan toleransi terhadap tataran yang berbeda yang membuat
kebenaran bersifat relative murni.
3.
Pluralisme ;
sikap menyamakan dan menyejajarkan semua kebenaran agama, sekalipun pada
dasarnya memiliki perbedaan.
2.
Agama sebagai
Produk Budaya
A.
Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan
adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap
potensi batin yang dimilikinya. Kebudayaan dapat dikaji dengan penelitian yang
memiliki berbagai macam paradigma yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
penelitian itu sendiri. Ilmu kebudayaan secara garis besar memiliki dua ruang
lingkup:
1.
Berbagai aspek
kehidupan yang mengungkapkan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati
dengan pengetahuan budaya (the humanities).
2.
Hakikat manusia
yang satu atau universal, tetapi berbeda perwujudannnya dalam setiap zaman dan
tempat.
B.
Agama Sebagai
Sasaran Penelitian Agama
Agama sebagai sasaran
dalam penelitian budaya berarti menggunakan pendekatan penelitian yang lazim
digunakan dalam penelitian budaya. Penelitian budaya meliputi tentang
naskah-naskah (filologi), alat-alat ritus keagamaan, benda-benada purbakala
agama (arkeologi), sejarah agama, nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut oleh
pemeluk agama dan sebagainya. Dalam hal ini, agama islam bukan merupakan bagian
dari kebudayaan islam begitupun sebaliknya. Islam dan kebudayaan merupakan dua
entitas yang berbeda. Proses interaksi islam dengan budaya dapat terjadi dengan
dua kemungkinan. Pertama, islam mewarnai, mengubah, mengolah dan memperbaharui
budaya. Kedua, islam yang diwarnai oelh kebudayaan. Tergantung kekuatan dari
entitas masing-masing.
C.
Pendekatan
Kebudayaan dalam Kajian Agama
Pendekatan
kebudayaan dalam studi islam digunakan sebagi alat metodologi untuk memahami
corak keagamaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat dan juga digunakan untuk
mengarahkan dan menambah keyakinan-keyakinan keagamaan yang dimiliki masyarakat
sesuai dengan ajaran yang benar, tanpa harus menimbulkan gejolak. Untuk
mengkaji islam sebagai budaya biasanya menggunakan penelitian antropologi yang
mempelajari tentang kebudayaan manusia. Paling tidak ada 4 ciri fundamental
cara kerja pendekatan antropologi terhadap agama :
1.
Bercorak descriptive
bukannya normatif ; mengobservasi masyarakat setempat secara mendalam dengan
jangka waktu yang lama.
2.
Local practices
; praktik konkrit dan nyata di lapangan.
3.
Connections
across social domains ; mencari
hubungan dan keterkaitan antara berbagai domain kehidupan secara lebih utuh.
4.
Comparative ; melakukan perbandingan dari berbagai tradisi, sosial, budaya dan
agama-agama.
3.
Agama Sebagai
Produk Interaksi Sosial
A.
Agama sebagai
Produk Interaksi Sosial
Disini yang dimaksud agama sebagai produk interaksi sosial adalah
bukan mempelajari hubungan timbal balik, melainkan lebih kepada pengaruh agama
terhadap tingkah laku masyarakat : bagaimana agama sebagai sistem nilai yang
mempengaruhi tingkah laku masyarakat dan pengaruh masyarakat terhadap pemikiran
keagamaan. Penelitian dengan menempatkan agama sebagai hasil interaksi sosial
sebagai obyeknya bisa dilakukan dengan pendekatan yang umumnya dilakukan di
studi sosial.
B.
Penelitian
Eksperimental
Penelitian
eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif. Penelitian eksperimen
tidak hanya melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain,
melainkan sejauh mana suatu variabel berpengaruh pada variabel lain secara
kausalitas. Dalam eksperimen ini peneliti tidak ikut terlibat di dalamnya,
peneliti sebagai pengamat diluar penelitian, memberi perlakuan kepada variabel,
melakukan pengujian dan membandingan semua perlakuan tersebut. Sehingga
diperolehlah suatu kesimpulan dari penelitian ini.
C.
Pengamatan dan
Observasi Partisipan
Dalam
pengamatan terlibat, peneliti melibatkan dirinya dalam proses kehidupan sosial
masyarakat yang diteliti dalam rangka melakukan empati terhadap subyek
penelitian. Pengamatan terlibat dilakukan untuk melihat bagaimana cara informan
atau subyek yang diteliti memilih sebuah tindakan tertentu dalam aktifitasnya. Dengan
menggunakan metode pengamatan terlibat (participant observation) kita
dapat memahami perilaku yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, dapat
digunakan untuk memahami berbagai aspek perilaku manusia beragama secara
kuantitatif.
D.
Penelitian
Survey dan Analisis Statistik
Penelitian
survey adalah salah satu metode penelitian yang umumnya mengkaji populasi yang
besar dengan menggunakan sampel populasi. Diantara tujuan analisis survey
adalah ;
1.
Penjagaan (eksploratif),
bersifat terbuka, masih mencari dan menggali.
2.
Deskriptif,
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu.
3.
Penjelasan (eksplanatory),
menjelaskan hubungan kasual antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesa.
4.
Evaluasi,
seberapa jauh tujuan di awal program hingga akan menandakan ketercapaian.
5.
Prediksi,
mengadakan prediksi atau pemikiran mengenai suatu fenomena sosial tertentu.
6.
Penelitian
Operasional, variabel-variabel yang berkaitan dengan aspek operasional suatu
program.
7.
Pengembangan
indikator-indikator, indikator sosial dikembangkan berdasarkan survey secara
berkala.
Sedangkan
analisis statistik adalah kuantitatif dan kualitatif. Tujuan data kualitatif
adalah mengembangkan konsep, pemahaman, teori dari kondisi di lapangan, serta
menggambarkan kenyataan yang kompleks. Dan tujuan data kuantitatif adalah
menguji teori, membuat prediksi, memberi gambaran secara statistik untuk
menunjukkan hubungan antar variabel, serta mengukuhkan fakta.
E.
Analisis Data
Analisis data
adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat ditafsirkan. Analisis data
dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, diantaranya :
1.
Analisis data
selama pengumpulan data
2.
Reduksi data ;
menguraikan data dan memilih serta memfokuskan pada hal-hal penting dan
berkaitan dengan masalah.
3.
Display data ;
memetakan data dan bagian-bagian detailnya secara jelas dengan membuat model,
matriks atau grafiks.
4.
Penarikan
kesimpulan dan verifikasi ; menyusun data secara sistematis, menyimpulkan
melalui induksi data dan menemukan makna data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar