Selasa, 06 Desember 2016

BAB IV

MODEL-MODEL PENELITIAN AGAMA

1.    AGAMA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DOKTRIN

A.  Pengertian Ideologi dan Doktrin

Dari banyaknya definisi tentang ideologi, secara garis besar dapat di simpulkan bahwa ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta. Dalam konteks ini islam adalah agama yang termasuk klasifikasi di dalamnya. Ideologi yang di gunakan dalam tulisan ini adalah pemetaan realitas sosial oleh individu untuk menggerakkan masyarakat guna mengubah kondisi nyata seperti yang termuat dalam muatan ideologi.

Untuk bisa menjadi sebuah ideologi maka ia harus memiliki prinsip-prinsip. Dan prinsip-prinsip ideologi diantaranya meliputi :
1.    Tujuan ideologi : menawarkan perubahan melalui proses pemikiran yang normatif.
2.    Ciri-ciri ideologi : pertama, mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan . kedua, mewujudkan suatu pandangan hidup untuk dilestarikan kepada generasi berikutnya dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
3.    Lingkup pemikiran Ideologi : dimensi realitas (nilai-nilai hidup dalam masyarakat), dimensi idealisme (cita-cita yang akan dicapai), dimensi fleksibelitas (mengembangkan pemikiran tanpa meninggalkan hakikat dirinya).
Istilah doktrin berhubungan dengan dua hal. Pertama, sebagai penegasan suatu kebenaran (a truth). Kedua, berkaitan dengan ajaran (teaching). Karena menegaskan kebenaran dengan ajaran sedangkan yang diajarkan adalah kebenaran. Dengan demikian, doktrin adalah suatu ajaran kebenaran yang sudah memiliki balutan filosofis.

B.  Agama Islam sebagai Doktrin
Doktrin agama adalah suatu akidah atau kepercayaan kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, dan penyembahan secara spiritual kepada-Nya dan memiliki prinsip-prinsip kebenaran. Dalam konteks ini agama memiliki dua kebenaran. Pertama, kebenaran tekstual atau wahyu (kebenaran-kebenaran yang ada dalam kitab-kitab suci). Kedua, kebenaran empirik (keyakinan manusia beragama berdasarkan tekstual atau wahyu).
Sedangkan islam sebagai doktrin disini adalah ajaran agama yang semestinya (normatif) bukan yang senyatanya (historis). Dengan demikian islam dipandang sebagai wahyu Allah sebagaimana ajarannya terdapat dalam al-Qur’an dan al-Sunnah yang diyakini kebenarannya dan bersifat mutlak. Doktrin islam yang paling pokok adalah trilogi, yaitu:
1.    Iman ; percaya dan mengimani apa yang ada dalam rukun iman.
2.    Islam ; taat kepada allah dengan menjauhi larangan serta melaksanakan perintah-Nya seperti yang terdapat dalam rukun Islam itu sendiri.
3.    Ihsan ; beribadah dengan khusu’ yang seakan-akan kita melihat maupun dilihat oleh Allah.

C.  Bentuk-Bentuk Penyikapan Doktrin

Berkaitan dengan doktrin yang dimiliki oleh masing-masing agama yang dianggap paling benar, maka ada beberapa bentuk penyikapan kebenaran agama :
1.    Eksklusivisme ; menganggap agamanya sendiri yang paling benar sedang yang lain sesat.
2.    Inkluisivisme ; sikap menerima dan toleransi terhadap tataran yang berbeda yang membuat kebenaran bersifat relative murni.
3.    Pluralisme ; sikap menyamakan dan menyejajarkan semua kebenaran agama, sekalipun pada dasarnya memiliki perbedaan.

2.    Agama sebagai Produk Budaya

A.  Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap potensi batin yang dimilikinya. Kebudayaan dapat dikaji dengan penelitian yang memiliki berbagai macam paradigma yang dapat mempengaruhi proses dan hasil penelitian itu sendiri. Ilmu kebudayaan secara garis besar memiliki dua ruang lingkup:
1.    Berbagai aspek kehidupan yang mengungkapkan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan pengetahuan budaya (the humanities).
2.    Hakikat manusia yang satu atau universal, tetapi berbeda perwujudannnya dalam setiap zaman dan tempat.

B.  Agama Sebagai Sasaran Penelitian Agama
Agama sebagai sasaran dalam penelitian budaya berarti menggunakan pendekatan penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian budaya. Penelitian budaya meliputi tentang naskah-naskah (filologi), alat-alat ritus keagamaan, benda-benada purbakala agama (arkeologi), sejarah agama, nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut oleh pemeluk agama dan sebagainya. Dalam hal ini, agama islam bukan merupakan bagian dari kebudayaan islam begitupun sebaliknya. Islam dan kebudayaan merupakan dua entitas yang berbeda. Proses interaksi islam dengan budaya dapat terjadi dengan dua kemungkinan. Pertama, islam mewarnai, mengubah, mengolah dan memperbaharui budaya. Kedua, islam yang diwarnai oelh kebudayaan. Tergantung kekuatan dari entitas masing-masing.

C.  Pendekatan Kebudayaan dalam Kajian Agama
Pendekatan kebudayaan dalam studi islam digunakan sebagi alat metodologi untuk memahami corak keagamaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat dan juga digunakan untuk mengarahkan dan menambah keyakinan-keyakinan keagamaan yang dimiliki masyarakat sesuai dengan ajaran yang benar, tanpa harus menimbulkan gejolak. Untuk mengkaji islam sebagai budaya biasanya menggunakan penelitian antropologi yang mempelajari tentang kebudayaan manusia. Paling tidak ada 4 ciri fundamental cara kerja pendekatan antropologi terhadap agama :
1.    Bercorak descriptive bukannya normatif ; mengobservasi masyarakat setempat secara mendalam dengan jangka waktu yang lama.
2.    Local practices ; praktik konkrit dan nyata di lapangan.
3.    Connections across social domains ; mencari hubungan dan keterkaitan antara berbagai domain kehidupan secara lebih utuh.
4.    Comparative ; melakukan perbandingan dari berbagai tradisi, sosial, budaya dan agama-agama.

3.    Agama Sebagai Produk Interaksi Sosial
A.  Agama sebagai Produk Interaksi Sosial
Disini yang dimaksud agama sebagai produk interaksi sosial adalah bukan mempelajari hubungan timbal balik, melainkan lebih kepada pengaruh agama terhadap tingkah laku masyarakat : bagaimana agama sebagai sistem nilai yang mempengaruhi tingkah laku masyarakat dan pengaruh masyarakat terhadap pemikiran keagamaan. Penelitian dengan menempatkan agama sebagai hasil interaksi sosial sebagai obyeknya bisa dilakukan dengan pendekatan yang umumnya dilakukan di studi sosial.

B.  Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif. Penelitian eksperimen tidak hanya melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, melainkan sejauh mana suatu variabel berpengaruh pada variabel lain secara kausalitas. Dalam eksperimen ini peneliti tidak ikut terlibat di dalamnya, peneliti sebagai pengamat diluar penelitian, memberi perlakuan kepada variabel, melakukan pengujian dan membandingan semua perlakuan tersebut. Sehingga diperolehlah suatu kesimpulan dari penelitian ini.

C.  Pengamatan dan Observasi Partisipan
Dalam pengamatan terlibat, peneliti melibatkan dirinya dalam proses kehidupan sosial masyarakat yang diteliti dalam rangka melakukan empati terhadap subyek penelitian. Pengamatan terlibat dilakukan untuk melihat bagaimana cara informan atau subyek yang diteliti memilih sebuah tindakan tertentu dalam aktifitasnya. Dengan menggunakan metode pengamatan terlibat (participant observation) kita dapat memahami perilaku yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, dapat digunakan untuk memahami berbagai aspek perilaku manusia beragama secara kuantitatif.

D.  Penelitian Survey dan Analisis Statistik
Penelitian survey adalah salah satu metode penelitian yang umumnya mengkaji populasi yang besar dengan menggunakan sampel populasi. Diantara tujuan analisis survey adalah ;
1.    Penjagaan (eksploratif), bersifat terbuka, masih mencari dan menggali.
2.    Deskriptif, pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu.
3.    Penjelasan (eksplanatory), menjelaskan hubungan kasual antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa.
4.    Evaluasi, seberapa jauh tujuan di awal program hingga akan menandakan ketercapaian.
5.    Prediksi, mengadakan prediksi atau pemikiran mengenai suatu fenomena sosial tertentu.
6.    Penelitian Operasional, variabel-variabel yang berkaitan dengan aspek operasional suatu program.
7.    Pengembangan indikator-indikator, indikator sosial dikembangkan berdasarkan survey secara berkala.
Sedangkan analisis statistik adalah kuantitatif dan kualitatif. Tujuan data kualitatif adalah mengembangkan konsep, pemahaman, teori dari kondisi di lapangan, serta menggambarkan kenyataan yang kompleks. Dan tujuan data kuantitatif adalah menguji teori, membuat prediksi, memberi gambaran secara statistik untuk menunjukkan hubungan antar variabel, serta mengukuhkan fakta.

E.  Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat ditafsirkan. Analisis data dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, diantaranya :
1.    Analisis data selama pengumpulan data
2.    Reduksi data ; menguraikan data dan memilih serta memfokuskan pada hal-hal penting dan berkaitan dengan masalah.
3.    Display data ; memetakan data dan bagian-bagian detailnya secara jelas dengan membuat model, matriks atau grafiks.
4.    Penarikan kesimpulan dan verifikasi ; menyusun data secara sistematis, menyimpulkan melalui induksi data dan menemukan makna data.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar