MACAM-MACAM
PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
A.
Pendekatan
Sosiologis
Pendekatan
sosiolofis dibedakan dari pendekatan studi agama lainnya karena fokus
perhatiannya pada interaksi antara agama dan masyarakat. Sosiolog memandang
objek-objek, pengetahuan, praktik-praktik, dan institusi dalam dunia sosial
sebagai produk interaksi manusia dan konstruksi sosial. Studi sosiologis bukan
hanya memberi perhatian pada dependensi keyakinan dan komunitas keagamaan
terhadap kekuatan dan proses sosial, melainkan juga kekuatan penggerak
organisasi dan doktrin dalam dunia sosial, termasuk pada bentuk dan
karakteristik yanng khas dunia kehidupan yang dimunculkan oleh
komunitas-komunitas religius, baik dalam masyarakat primitif maupun modern.
B.
Pendekatan
Historis
Karakteristik
sejarah sebagai pendekatan, yaitu sebuah kerangka metodologi didalam
pengakajian suatu masalah untuk menerobos segala sesuatu masalah dalam
kelampaunnya. Menurut pendekatan ini, segala peristiwa dapat dilacak dengan
melihat kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, dan siapa saja yang
terlibat dalam peristiwa tersebut. Manusia diajak untuk memasuki keadaan yang
sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Misalnya seseorang ingin
memahami al-Qur’an secara benar maka ia harus mempelajari sejarah turunnya
al-Qur’an atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya al-Qur’an.
C.
Pendekatan
Psikologis
Penelitian agama
dalam pendekatan psikologis adalah penelitian terhadap peristiwa atau
pengalaman kejiwaan individu yang terkait dengan rasa keagamaannya (religiousity).
Pendekatan psikologis bertujuan untuk menjelaskan keadaan jiwa seseorang yang
dapat diamati melalui tingkah laku, sikap, cara berfikir, dan berbagai gejala
jiwa lainnya.
D.
Pendekatan
Teologis-Normatif
Pendekatan
Teologis-Normatif dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan studi islam yang
memandang masalah dari sudut legal formal dan normatifnya. Maksud legal formal
adalah hubungannya dengan halal, haram, boleh atau tidak dan sejenisnya.
Pendekatan teologis-normatif menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol
kegamaan yanng masing-masing bentuk forma atau simbol-simbol tersebut
mengeklaim dirinya yang paling benar dan yang lainnya dianggap salah.
E.
Pendekatan Filologis
Pendekatan
filologis adalah pendekatan yang digunakan untuk melakukan penelaahan dengan
mengadakan kritik pada teks. Obyek dari pendekatan ini adalah warisan-warisan
keagamaan, berupa naskah-naskah klasik dalam bentuk manuskrip. Tujuan dari
pendekatan filologis sendiri adalah mengungkap corak pemikiran serta isi dari
suatu naskah atau suatu kandungan teks yang yang kemudian di transformasikan ke
dalam bahasa konteks kekinian.
F.
Pendekatan
Hukum Islam
Hukum islam di
pelajari dalam ilmu fiqih. Hukum dalam al-Qur’an sendiri ada dua, yakni yang
bersifat dhanniy atau hukum yang sudah jelas dan tidak memerlukan
penjelasan lebih lanjut. Dan hukum yang bersifat qath’iy atau hukum yang
belum jelas dan memerlukan penjelasan lebih lanjut dengan ijtihad. Hukum qath’iy
justru yang paling dominan dalam al-Qur’an. Dalam hal ini pendekatan hukum
islam di gunakan dalam mempelajari hukum al-Qur’an yang bersifat qath’iy dengan
mengembangkan metode pemikiran pemeluknya yang kreatif sehingga mudah
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
G.
Pendekatan
Antropologis
Pendekatan
antropologis dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan
cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Pendekatan antropologis terhadap agama diperlukan untuk memberi
wawasan keilmuwan yang lebih komprehensif tentang entitas (Normativitas dan
historisasi) agama dan substansi agama yang dianggap sangat penting untuk
membimbing kehidupan umat manusia baik untuk kehidupan pribadi, komunitas,
sosial politik maupun budaya para penganutnya.
H.
Penggalian Data
Penggalian data dalam penelitian
agama dapat dengan menggunakan kamar fenomenologi. Setelah data-data yang
terkait tema penelitian itu terkumpul, peneliti mencoba mengelola dan menganalisa
data-data tersebut dengan menggunakan model analisa fenomenologi, yaitu ilmu
ynag mempelajari tentang gejala-gejala. Penyelidikan ini bertujuan untuk
mengungkapkan inti yang paling dasar dari suatu fenomena berupa idea atau
pengalaman, agar fenomena tampak benar-benar dalam realitasnnya yang riil tanpa
prasangka objektif maupun subjektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar