Selasa, 06 Desember 2016

BAB X

MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM

A.  Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiolofis dibedakan dari pendekatan studi agama lainnya karena fokus perhatiannya pada interaksi antara agama dan masyarakat. Sosiolog memandang objek-objek, pengetahuan, praktik-praktik, dan institusi dalam dunia sosial sebagai produk interaksi manusia dan konstruksi sosial. Studi sosiologis bukan hanya memberi perhatian pada dependensi keyakinan dan komunitas keagamaan terhadap kekuatan dan proses sosial, melainkan juga kekuatan penggerak organisasi dan doktrin dalam dunia sosial, termasuk pada bentuk dan karakteristik yanng khas dunia kehidupan yang dimunculkan oleh komunitas-komunitas religius, baik dalam masyarakat primitif maupun modern.

B.  Pendekatan Historis
Karakteristik sejarah sebagai pendekatan, yaitu sebuah kerangka metodologi didalam pengakajian suatu masalah untuk menerobos segala sesuatu masalah dalam kelampaunnya. Menurut pendekatan ini, segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, dan siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Manusia diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Misalnya seseorang ingin memahami al-Qur’an secara benar maka ia harus mempelajari sejarah turunnya al-Qur’an atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya al-Qur’an.

C.  Pendekatan Psikologis
Penelitian agama dalam pendekatan psikologis adalah penelitian terhadap peristiwa atau pengalaman kejiwaan individu yang terkait dengan rasa keagamaannya (religiousity). Pendekatan psikologis bertujuan untuk menjelaskan keadaan jiwa seseorang yang dapat diamati melalui tingkah laku, sikap, cara berfikir, dan berbagai gejala jiwa lainnya.

D.  Pendekatan Teologis-Normatif
Pendekatan Teologis-Normatif dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan studi islam yang memandang masalah dari sudut legal formal dan normatifnya. Maksud legal formal adalah hubungannya dengan halal, haram, boleh atau tidak dan sejenisnya. Pendekatan teologis-normatif menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol kegamaan yanng masing-masing bentuk forma atau simbol-simbol tersebut mengeklaim dirinya yang paling benar dan yang lainnya dianggap salah.

E.  Pendekatan Filologis
Pendekatan filologis adalah pendekatan yang digunakan untuk melakukan penelaahan dengan mengadakan kritik pada teks. Obyek dari pendekatan ini adalah warisan-warisan keagamaan, berupa naskah-naskah klasik dalam bentuk manuskrip. Tujuan dari pendekatan filologis sendiri adalah mengungkap corak pemikiran serta isi dari suatu naskah atau suatu kandungan teks yang yang kemudian di transformasikan ke dalam bahasa konteks kekinian.

F.   Pendekatan Hukum Islam
Hukum islam di pelajari dalam ilmu fiqih. Hukum dalam al-Qur’an sendiri ada dua, yakni yang bersifat dhanniy atau hukum yang sudah jelas dan tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dan hukum yang bersifat qath’iy atau hukum yang belum jelas dan memerlukan penjelasan lebih lanjut dengan ijtihad. Hukum qath’iy justru yang paling dominan dalam al-Qur’an. Dalam hal ini pendekatan hukum islam di gunakan dalam mempelajari hukum al-Qur’an yang bersifat qath’iy dengan mengembangkan metode pemikiran pemeluknya yang kreatif sehingga mudah direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

G. Pendekatan Antropologis
Pendekatan antropologis dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Pendekatan antropologis terhadap agama diperlukan untuk memberi wawasan keilmuwan yang lebih komprehensif tentang entitas (Normativitas dan historisasi) agama dan substansi agama yang dianggap sangat penting untuk membimbing kehidupan umat manusia baik untuk kehidupan pribadi, komunitas, sosial politik maupun budaya para penganutnya.

H.  Penggalian Data
Penggalian data dalam penelitian agama dapat dengan menggunakan kamar fenomenologi. Setelah data-data yang terkait tema penelitian itu terkumpul, peneliti mencoba mengelola dan menganalisa data-data tersebut dengan menggunakan model analisa fenomenologi, yaitu ilmu ynag mempelajari tentang gejala-gejala. Penyelidikan ini bertujuan untuk mengungkapkan inti yang paling dasar dari suatu fenomena berupa idea atau pengalaman, agar fenomena tampak benar-benar dalam realitasnnya yang riil tanpa prasangka objektif maupun subjektif.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar